KEPEMIMPINAN
Arti penting
pemimpin adalah arti penting dari sikap dan kewibawaan kita di mana kita
berdiri.
ini sangat penting karna distiap
lingkup kita harus memiliki jiwa kepemimpinan, seperti pria mereka harus
memiliki jiwa kepemimpinan, karna mau tidak mau mereka akan jadi pemimpin diri
sendiri, keluarga maupun ruang lingkupnya. jadi jiwa kepemimpinan harus kita
tanamkan pada waktu dini agar kita terbiasa.
Genetic Theory
Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak
perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari
orang tuanya.
Traits theory
Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya.
Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan
kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut judith R.
Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:
- Kemampuan Intelektual
- Kematangan Pribadi
- Pendidikan
- Statuts Sosial Ekonomi
- Human Relation
- Motivasi Intrinsik
- Dorongan untuk maju
Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni
delapan sifat unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api,
angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.
Behavioral Theory
Karena keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para
peneliti mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai
cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa
yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara
efektif.
Kegiatan manusia
secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan
kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam melatih dan
mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian
dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang
menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan.
Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin
dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis,
sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin,
tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono,
1994: 27).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan
interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa
segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan
muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu
diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab
seseorang menjadi pemimpin, antara lain:
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi
pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan
sendiri.
b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan
kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan
tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan,
kewibawaan, dan kemampuan.
1.
Teori-teori dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin
itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai
sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal
yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: –
pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas,
pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat
inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,
keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi
pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan
berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan
yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu
bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap
unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah
kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung
didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru
sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang
individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian
tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
* Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri
ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul
dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya.
Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
* Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi
kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian
pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan
kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang
berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis
pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian
tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum
pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan
berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur
melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap
bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak
dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner,
1978:442-443).
c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi
kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan
faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya
kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah :
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi
yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu
memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud
adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena
tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah
model-model kepemimpinan berikut:
a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang
harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin
bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang
menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian
tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk
berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi
pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan
kebutuhan bawahan.
b. Model ” Interaksi Atasan-Bawahan”
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi
yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut
mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin
yang efektif, apabila: * Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik; *
Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi; *
Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.
c. Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada
pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan
tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam
model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya
dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan
yang dapat digunakan adalah * Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.
d. Model ” Jalan- Tujuan ”
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu
menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk
mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan
perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku
pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi
bawahannya.
e. Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan” :
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur
tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk
paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh
bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam
pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut
“didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan
melalui proses pengambilan keputusan.
Sejak dahulu kepemimpinan menjadi
salah satu kajian yang menarik untuk di telaah secara mendalam, sebab arah
peradaban suatu bangsa tak bisa lepas dari sebuah gaya kepemimpinan seseorang.
Namun tentu saja setiap proporsi
kepemimpinan dari seorang pemimpin senantiasa berbeda-beda sebab itu semua
bergantung pada bangunan epistemologis dan konstruk ideologisnya masing-masing.
Ada beberapa tipologi
kepemimpinan yang sering kali kita temukan dalam gaya seorang pemimpin :
1. Gaya Otoriter/Totaliter yaitu
gaya kepemimpinan yang selalu memaksakan kehendaknya pada setiap orang meskipun
dengan jalan kekerasan, namun kebijakannya berlaku secara distributif dan tanpa
kompromi. Gaya ini secara epistemologis cenderung beraliran Macchiavellian,
Hobbesian.
2. Gaya Demokratis yaitu gaya
kepemimpinan yang cenderung selalu menggunakan musyawarah, namun gaya ini
sangat lemah mengambil sikap dalam setiap tindakannya dan terkesan pragmatik.
Gaya ini secara epistemologis cenderung beraliran liberal-moderat.
3. Gaya para Nabi yaitu gaya kepemimpinan
yang kharismatik dengan menggunakan jalan kemanusiaan, dalam arti lebih
mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, dibanding dengan kepentingan pragmatis.
Gaya ini cenderung mengikuti aliran humanistik-teologis.
Dari beberapa tipologi
kepemimpinan di atas, maka kita dapat memahami bangunan epistemologis dan
konstruk ideologisnya melalui gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin.
Dari hal tersebut di atas, maka
kita dapat memahami pula bahwa tidak saya maupun anda, setiap pemimpin dapat
kita ketahui bangunan ideologis maupun epistemologis melalui gaya kepemimpinan
yang implementasikan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Pemimpin memiliki tugas menyelami
kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompok.
Dari keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang dapat dicapai.
Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan kelompok mengenai apa yang menjadi
keinginan realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan. Tugas pemimpin
tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas
yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam
proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau
menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang pemimpin
yang profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai
seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.
Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman,
tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam
rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut Hadari (2003;70) menjelaskan
bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah
1. Adanya seseorang yang
berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
2. Adanya orang lain yang dipimpin
3. Adanya kegiatan yang
menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan
perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
4. Adanya tujuan yang
hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik
organisasi besar maupun kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
dalam organisasi, yaitu :
• Kecerdasan : seorang pemimpin harus
mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya
• Kematangan dan keluasan sosial(Social
manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil,
matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
• Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner
motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus
mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
• Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa
mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu
organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifatsalingmempengaruhi.
Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :
1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan,
Pemimpin memang merupakan faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri.
Serta Pemimpin itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang
harus dia perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.
2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan
yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis
Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini
lebih cenderung pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga
sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita
inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda
pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut disini memang harus
menyesuaikannya dengan cepat.
3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani
antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan
adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun
bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan
sebelumnya.
4. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu,
terkadang kita diharusnkan untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya.
Oleh karena itu kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus
saling dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi
Implikasi Manajerial
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata
Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang
dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi,
perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan
perumusan tindakan.
Midle Road artinya kepemimpinan
yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi ,
dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui
penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada
tingkat yang memuaskan.
Implikasi Manajerial Kepemimpinan
dalam Organisasi
Organisasi apapun yang berdiri,
tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi
(pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua
faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan
kata lain mesti ada konsep kepemimpinan dalam organisasi.
Pada tataran praktis-managerial,
konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehinga dalam organisasi terkonsep
rapi, bersinergis, dan efektif.
http://communicator12.blogspot.com/2009/09/pengertian-kepemimpinan-dan-faktor.html
http://kaltim.tribunnews.com/2012/08/18/faktor-yang-mempengaruhi-efektivitas-pemimpin-dalam-manajemen-pendidikan
http://mapelz.blogspot.com/2012/11/faktor-faktor-dalam-kepemimpinan.html
http://muhammadlutfi27-lutfi.blogspot.com/2013/06/implikasi-manajerial-kepemimpinan-dalam.html