Paradigma
I.
Pengertian
paradigma
Secara
etimologis paradigma berarti model teori ilmu pengetahuan atau kerangka
berpikir. Sedangkan secara terminologis paradigma berarti pandangan mendasar
para ilmuan tentang apa yang menjadi poko kpersoalan yang semestinya dipelajari
oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Jadi,paradigma ilmu pengetahuan adalah
model atau kerangka berpikir beberapa komunitas ilmuan tentang gejala-gejala
dengan pendekatan fragmentarisme yang cenderung terspesialisasi berdasarkan
langkah-langkah ilmiah menurut bidangnya masing-masing.
II.
Anggapan
dasar
Dalam hal
ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang
kedudukan permasalahan yang sedang diteliti. Asumsi yang harus diberikan
tersebut, diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini
merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian nanti, Dalam
melakukan penelitian anggapan–anggapan dasar perlu dirumuskan secara jelas
sebelum melangkah mengumpulkan data. Anggapan-anggapan semacam inilah yang
disebut sebagai anggapan dasar, postulat atau asumsi dasar. Dengan singkat
dapat dikatakan bahwa anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya
oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang digunakan untuk tempat
berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya.
III.
Nilai /
sesuatu yg bias diukur
Memahami
perubahan pemikiran terkait tentang perubahan-perubahan tentang teori yang
dianut atau disepakati para pakar, dan pemahaman tentang karakteristik
sosiologis masyarakat ilmiah/para pakar dalam hubungannya dengan sikap
perubahan. Bentuk perubahan berpikir ini membentuk suatu paradigma (cara
pandang) bagi setiap masyarakat ilmiah. Masyarakat ilmiah pada paradigma ini
menempatkan atau mendorong argumentasi tentang sebuah kebenaran ilmu
pengetahuan itu relative.
IV.
Masalah yang
diteliti
Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan,
seringkali membuat seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang
paling layak diantara beberapa masalah tersebut. Hal yang penting dijadikan
pegangan dalam memilih masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan dan
penentuan terakhir adalah terletak pada peneliti itu sendiri.
Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu peneliti harus menentukan topik penelitian.
Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu peneliti harus menentukan topik penelitian.
Untuk
menentukan topik penelitian Narbuko dan Achmadi (2002) menyampaikan bahwa
sebelum menentukan topik penelitian, seorang peneliti harus terlebih dahulu
menanyakan pada diri sendiri tentang beberapa pertanyaan berikut:
“Apakah
topik tersebut dapat dijangkaunya/ dikuasainya (manageble topic)?”
“Apakah
bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)?”
“Apakah topik
tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?”
“Apakah
topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?”
Setelah
topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah penelitian yang
sesuai dengan topik tersebut. Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian
agar masalah yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti , Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah
penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan sebuah penelitian
dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu masalah dalam
penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan.
V.
Konsep-Konsep pokok
membuka
kesadaran bersama bahwa para pengkaji ilmu pengetahuan itu tak akan selamanya
mungkin bekerja dalam suatu suasana “objektivitas” yang mapan, yang bertindak
tak lebih tak kurang hanya sebagai penerus yang berjalan dalam suatu alur
progresi yang linier belaka. Para pengkaji dan peneliti ilmiah yang
sejati selalu saja memiliki subjektivitas naluriah untuk bergerak secara
inovatif guna mencari dan menemukan alur-alur pendekatan baru, atau untuk
mempromosikan cara pendekatan yang sampai saat itu sebenarnya sudah ada namun
yang selama ini terpendam dan terabaikan oleh kalangan yang selama ini berkukuh
pada paradigma lama yang diyakini telah berhasil menyajikan sehimpunan
pengetahuan yang “normal dan tak lagi diragukan legitimasinya”.
Kehendak untuk mencari dan menemukan alur pendekatan baru yang berbau bid’ah
ini selalu saja terjadi dalam sejarah falsafati dan keilmuan manusia, khususnya
apabila terjadi perubahan besar yang mendasar pada kehidupan sosial-politik,
yang menghadapkan manusia warga masyarakat politik pada banyak permsalahan baru
yang menghendaki jawaban-jawaban yang baru pula.
VI.
Metode Penelitian
Paradigma
penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang
peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu
atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana
peneliti memahami suatu masalah, serta
kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab
masalah penelitian [11] . Secara umum,
paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2
kelompok yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif.
·
Paradigma
kuantitatif menekankan pada
pengujian teori melalui pengukuran variabel
penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur
statistik. Penelitian yang
menggunakan pendekatan deduktif yang
bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan
penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif.
Paradigma ini disebut juga dengan paradigma tradisional
(traditional), positivis (positivist), eksperimental (experimental),
atau empiris (empiricist), Jenis penelitian yang termasuk dalam
paradigma penelitian kuantitatif dibedakan berdasarkan tujuan penelitian dan
karakteristik masalah.
·
Penelitian deduktif, yaitu penelitian yang bertujuan
menguji teori pada keadaan tertentu.
·
Penelitian
induktif,yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan (generating)
teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta.
·
Penelitian Terapan. Penelitian terapan
berbeda dengan penelitian dasar, penelitian
terapan dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang permasalahan yang
khusus atau untuk membuat keputusan tentang
suatu tindakan atau kebijakan khusus. Penggunaan metode ilmiah dalam penelitian
terapan menjamin objektivitas dalam mengumpulkan fakta dan menguji
ide kreatif bagi alternatif
strategi bisnis.
·
Penelitian evaluasi, yaitu penelitian yang diharapkan dapat memberi
masukan atau mendukung pengambilan
keputusan tentang nilai relatif dari dua atau
lebih alternatif tindakan.
·
Penelitian dan pengembangan, yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga produk
tersebut mempunyai kualitas yang lebih baik.
·
Penelitian tindakan, yaitu penelitian yang dilakukan
untuk segera digunakan sebagai dasar tindakan pemecahan masalah.
·
Paradigma
kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman
mengenai masalah-masalahdalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi
realitas atau natural setting yang
holistis, kompleks, dan rinci.
Penelitian yang menggunakan
pendekatan induksi yang mempunyai tujuan
penyusunan konstruksi teori atau hipotesis
melalui pengungkapan fakta merupakan penelitian yang menggunakan
paradigma kualitatif. Paradigma ini disebut juga dengan pendekatan
konstruktifis, naturalistic atau interpretatif (constructivist,naturalistic
or interpretativeapproach), atau perspektif post-modern.
VII.
Metode Analisis
·
Pengamatan
dengan berpartisipasi (Participant Observation)
·
Wawancara
Mendalam (Indepth Interview)
·
Penyelidikan
Investigation) Sejarah Hidup (Life Historical
·
Analisis
Konten (Content Analysis)
·
Kontras
Metode
Kualitatif
|
|
|
Desain
- Umum
-
Fleksibel
- Berkembang, tampil dalam proses
penelitian
|
Desain
-
Spesifik, jelas, terinci
-
Ditentukan secara mantap sejak awal
- Menjadi pegangan langkah demi langkah
|
|
Tujuan
-
Memperoleh pemahaman makna : verstehen
-
Mengembangkan teori
-
Menggambarkan realitas yang komplek
|
Tujuan
-
Menunjukkan hubungan antara variabel
- Mentest
teori
- Mencari
generalisasi yang mempunyai nilai prediktif
|
|
Teknik
Penelitian
-
Observasi, participant observation
-
Wawancara terbuka
|
Teknik
Penelitian
-
Eksperimen, survey, observasi berstruktur
-
Wawancara berstruktur
|
|
Instrumen
Penelitian
- Human
Instrument
- Buku
Catatan
-
Recording
|
Instrumen
Penelitian
- Test,
angket, wawancara, skala
-
Komputer, Kalkulator
|
|
Data
-
Deskriptif
- Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan
responden, dokumen, dll
|
Data
-
Kuantitatif
- Hasil pengukuran berdasarkan variabel yang
dioperasionalkan dengan menggu-nakan instrumen
|
|
Sampel
|
Sampel
|
VIII.
Hasil Analisis
Penelitian
untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat menggunakan dua
pendekatan, yaitu kantitatif maupun kualitatif. Kebenaran yang di peroleh dari
dua pendekatan tersebut memiliki ukuran dan sifat yang berbeda.
Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekwensi tinggi sedangkan
pada pendekatan kualitatif lebih menekankan pada esensi dari fenomena yang
diteliti. Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat
nomothetik dan dapat digeneralisasi sedangkan hasil analisis penelitian
kualitatif lebih bersifat ideographik, tidak dapat digeneralisasi. Hasil
analisis penelitian kualitatif naturalistik lebih bersifat membangun,
mengembangkan maupun menemukan terori-teori sosial sedangkan hasil analisis
kuantitatif cenderung membuktikan maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada