Selasa, 21 April 2015


MAKALAH METODE ILMIAH









HENDRIK PRASETIYAWAN





UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
SISTEM INFORMASI













 



KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas “METODE ILMIAH”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.


















i.
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR...……………………………………..      i
DAFTAR …………………………………………………….     ii
BAB 1       PENDAHULUAN……....……………………….     1
1.1. Latar Belakan.……………………………………….…     1
1.2. Tujuan Penulisan.…..………………………..................     2

BAB II       PEMBAHASAN...…………………………….....     3
2.1. Pengertian Metode Ilmiah.…………………….……….    3
2.2, Tujuan Ilmiah……………………………………………     4
2.3. Sikap Ilmiah……….………………………………….....    5
2.4. Langkah-Langkah Metode Ilmiah....……………….….     6

BAB III      PENUTUP………………………………….……..   14
3.1. Kesimpulan...……………………………………………   14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………..…..  14






















ii.                    
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman,
berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya,
pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan dapat dibedakan
menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah
adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan
tidak mungkin diuji kebenarannya. Sedangkan pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil
serapan indra dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih lanjut
menggunakan metode-metode ilmiah.
Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu dipahami
sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan
memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah
kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar
pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang
tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten.
Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan
setepat-tepatnya.
Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan
metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam usaha menemukan
kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah
langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang
terpadu. Koheren, berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan
rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu usaha
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
disebut penelitian (research)

1.

Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh
interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk
mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian
sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat
sekali, jika tidak dikatakan sama.
Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan
mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan
sebagainya.
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975)
berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk
memperoleh sesuatu interelasi.”

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini memberi pengetahuan dan wawasan
mengenai metode ilmiah, serta langkah-langkah pembuatan metode ilmiah kepada
masyarakat awam pada umumnya dan kaum intelektual (mahasiswa) pada khususnya.










2.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN METODE ILMIAH
Metode Ilmiah adalah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Pengertian metode ilmiah menurut beberapa ahli :
1.      (Almack, 1939) Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
2.      (Ostle, 1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.
Ø  Metode Ilmiah memiliki ciri-ciri keilmuan
1.    Rasional: sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.
2.    Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati dengan menggunakan panca inderaSistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah logis.
Ø  Unsur metode ilmiah
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1.      Karakteristik (pengamatan dan pengukuran).
2.      Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran).
3.      Prediksi (deduksi logis dari hipotesis).
4.      Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas.

3.

Ø  Syarat-syarat Metode Ilmiah, diantaranya
1.    Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta empiris.
2.    Metodik, artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
3.    Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan.

Universal, artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama.

2.2.      TUJUAN METODE ILMIAH
Tujuan dalam mempelajari metode ilmiah adalah salah satu bentuk harapan untuk masa depan.  Oleh karena itu, dalam penulisan ilmiah kita tidak diperbolehkan asal menulis atau mengindahkan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah.  Dalam penulisan ilmiah, kita harus mempunyai metode agar tulisan dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca dikemudian hari.  Berikut beberapa tujuan dalam mempelajari metode ilmiah :
1.    Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis,
2.     Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis, dan
3.     Meningkatkan pengetahuan tentang mekanismen penulisan karangan ilmiah.






4.
2.3.      SIKAP ILMIAH
1.   Sikap Ingin Tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2.   Sikap Kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
3.   Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
4.   Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5.   Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
6.   Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7.   Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya

5.
2.4.      LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENULISAN ILMIAH

TAHAP PERSIAPAN

      I.        PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH

Ø  LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :

1.    Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;

a.    Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;

1.    Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
2.    Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan yang kita buat;
3.    Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.

6.
b.    Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.

c.    Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik;
1.    Fokuskan topik agar mudah dikelola;
2.    Ajukan pertanyaan

2.    Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.

3.    Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.









7.
    II.        PENGUMPULAN INFORMASI UNTUK PENULISAN KARYA ILMIAH

Ø  Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Data, Informasi, Dan Bahan Untuk Tulisan
Perpustakaan pada umumnya menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual. Hal pertama yang harus kita lakukan pada saat memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak sumber informasi yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju adalah bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus.

1.    Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
Pencarian buku dengan cara Online Catalog biasanya menggunakan terminal
komputer. Kita dapat mencari buku dengan judul dan nama penulis yang jelas atau
minta kepada komputer untuk mencarikan file-file yang berkaitan dengan topik yang
sedang kita tulis.
Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk
mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi
perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data
tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.

2.    Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Setelah bahan pustaka terkumpul kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah
sesuai atau tidak dengan topik yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut
adalah;
a.    Atur waktu membaca
b.    Bacalah secara selektif
c.    Bacalah secara bertanggung jawab
d.    Bacalah secara kritis
8.
3.  Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
Salah satu cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu
mengacu pada kartu indeks yang telah kita buat.

4.    Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
Disamping membuat catatan, kita pun dapat membuat ringkasan atau paraphrasing dari
sumber  bacaan yang kita dapatkan di dalam menunjang keberhasilan proyek tulisan
kita.

5.    Membuat Kutipan
Kita harus mengutip dengan persis dan apa adanya pernyataan dari sumber bacaan
yang kita gunakan jika pernyataan tersebut merupakan pandangan mendasar dari
penulis dan jika kita ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan arti
sesungguhnya.


Ø  Melakukan Wawancara Untuk Mendapatkan Informasi Untuk Tulisan
Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;
1.    Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
2.    Mempersiapkan pedoman wawancara
3.    Melaksanakan wawancara
4.    Mengolah hasil wawancara






9.
TAHAP PROSES PENULISAN
Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan
pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.

Ø  Tahap Pra Penulisan
1.    Pemilihan dan pembatasan topic
2.    Merumuskan tujuan
3.    Mempertimbangkan bentuk karangan
4.    Mempertimbangkan pembaca
5.    Mengumpulkan data pendukung
6.    Merumuskan judul
7.    Merumuskan tesis
8.    Penyusunan ide dalam bentuk karangan atau outline

Ø  Pemilihan Topik
1.    Apa yang akan kita tulis?
2.    Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber.
3.    Empat syarat: keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan.
4.    Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi.

Ø  Tahap Penulisan Draf
1.    Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
2.    Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
3.    Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek  mekanik.




10.
Ø  Tahap Revisi
1.    Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
2.    Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.

Ø  Tahap Penyuntingan
1.    Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.
2.    Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
3.    Aspek mekanik antara lain: huruf riteri, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format karangan.

Ø  Tahap Publikasi
1.    Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
2.    Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.


TAHAP EVALUASI
Tahap terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari
tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan focus
tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu
ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang
peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa
menghilangkan esensinya.
Ada lima riteria yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi setiap bagian dari menulis
sebagai berikut :
11.
1.    Fokus.
Apa yang Anda menulis tentang? Apa klaim atau tesis Anda membela? Kriteria ini
adalah yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong
tulisan. Apakah opic Anda sesuai untuk tugas? Apakah Anda tetap pada opic itu atau
terlena pada garis singgung tidak membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau
terlalu banyak? Misalnya, esai tentang Perang Saudara Amerika pada umumnya
mungkin terlalu luas untuk esai perguruan tinggi yang paling. Anda mungkin akan lebih
baik menulis tentang pertempuran tertentu, umum, atau kejadian. 

2.    Pembangunan.
Pembangunan berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah Anda menyediakan cukup
bahan pendukung untuk memenuhi harapan pembaca Anda? Sebuah laporan
penelitian yang tepat, misalnya, biasanya mencakup banyak referensi dan kutipan
untuk banyak karya lain yang relevan beasiswa. Sebuah deskripsi lukisan mungkin
akan mencakup rincian tentang, komposisi penampilan, dan bahkan mungkin informasi
biografis tentang seniman yang melukisnya. Memutuskan apa rincian untuk
menyertakan tergantung pada penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel tentang
kanker ditujukan untuk anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu ditulis untuk
warga senior.

3.    Organisasi
Organisasi, sering disebut “pengaturan,” menyangkut ketertiban dan tata letak kertas.
Secara tradisional, kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan pengenalan, dan. Paragraf
terfokus pada gagasan utama tunggal atau opic (kesatuan), dan transisi di antara
kalimat dan opicaph yang halus dan logis. Sebuah rambles kertas kurang terorganisir,
melayang di antara opic yang tidak berhubungan dengan cara serampangan dan
membingungkan.
 12.
4.    Gaya
Gaya secara tradisional berkaitan dengan kejelasan, keanggunan presisi, dan. Sebuah
stylist yang efektif tidak hanya mampu menulis dengan jelas untuk penonton, tetapi juga
bisa menyenangkan mereka dengan bahasa menggugah, metafora, irama, atau kiasan.
Penata Efektif bersusah payah tidak hanya untuk membuat titik, namun untuk
membuatnya dengan baik.

5.    Konvensi
Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang
ditentukan oleh konvensi atau aturan. Meskipun banyak siswa berjuang dengan
konvensi, pengetahuan tentang di mana untuk menempatkan koma dalam sebuah
kalimat biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang berharga untuk menulis di
tempat pertama. Namun demikian, kesalahan yang berlebihan dapat membuat bahkan
seorang penulis brilian tampak ceroboh atau bodoh, kualitas yang jarang akan terkesan
pembaca seseorang.













13.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan
proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis.



DAFTAR PUSTAKA :
http://arrafahmarzuqoh.blogspot.com/2014/12/makalah-pokok-bahasan-metode-ilmiah_24.html





14.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.