MAKALAH METODE ILMIAH
HENDRIK PRASETIYAWAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
SISTEM INFORMASI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT
karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas “METODE ILMIAH”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian.
i.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...…………………………………….. i
DAFTAR
……………………………………………………. ii
BAB
1
PENDAHULUAN……....………………………. 1
1.1. Latar
Belakan.……………………………………….… 1
1.2. Tujuan
Penulisan.…..……………………….................. 2
BAB II
PEMBAHASAN...…………………………….....
3
2.1.
Pengertian Metode Ilmiah.…………………….………. 3
2.2, Tujuan
Ilmiah…………………………………………… 4
2.3. Sikap
Ilmiah……….…………………………………..... 5
2.4.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah....……………….…. 6
BAB III
PENUTUP………………………………….…….. 14
3.1.
Kesimpulan...…………………………………………… 14
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………..….. 14
ii.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui
langsung dari pengalaman,
berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi
secara spontan. Pada intinya,
pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif.
Pengetahuan dapat dibedakan
menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan
pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah
adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup
sehari-hari yang tidak perlu dan
tidak mungkin diuji kebenarannya. Sedangkan
pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil
serapan indra dan pemikiran rasional yang terbuka
terhadap pengujian lebih lanjut
menggunakan metode-metode ilmiah.
Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang
berarti knowledge. Ilmu dipahami
sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu
bertujuan untuk meramalkan dan
memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah
pengetahuan yang telah diolah
kembali dan disusun secara metodis, sistematis,
konsisten dan koheren. Agar
pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus
dipilah (menjadi suatu bidang
tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis,
sistematis serta konsisten.
Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan
kembali secara lebih jelas, rinci dan
setepat-tepatnya.
Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah
pengetahuan menggunakan
metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis,
berarti dalam usaha menemukan
kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh,
menggunakan langkah
langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga
menjadi suatu keseluruhan yang
terpadu. Koheren, berarti setiap bagian dari jabaran
ilmu pengetahuan itu merupakan
rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian
(konsisten). Sedangkan suatu usaha
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran
suatu pengetahuan
disebut penelitian (research)
1.
Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran
terhadap kebenaran yang diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari
ilmu adalah untuk memperoleh
interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka
metode ilmiah berkehendak untuk
mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan
pendekatan kesangsian
sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah
mempunyai hubungan yang dekat
sekali, jika tidak dikatakan sama.
Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan
dalam mencari dalil umum akan
mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh,
mengapa begitu, apakah benar, dan
sebagainya.
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara
menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan
kebenaran. Sedangkan Ostle (1975)
berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran
terhadap sesuatu untuk
memperoleh sesuatu interelasi.”
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini memberi
pengetahuan dan wawasan
mengenai metode ilmiah, serta langkah-langkah
pembuatan metode ilmiah kepada
masyarakat awam pada umumnya dan kaum intelektual
(mahasiswa) pada khususnya.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN METODE ILMIAH
Metode
Ilmiah adalah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific
method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi
yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan
eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut
dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Pengertian metode ilmiah menurut beberapa ahli :
1. (Almack,
1939) Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
2. (Ostle,
1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk
memperoleh sesuatu interelasi.
Ø Metode
Ilmiah memiliki ciri-ciri keilmuan
1.
Rasional:
sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.
2.
Empiris:
menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati dengan menggunakan panca
inderaSistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah logis.
Ø Unsur
metode ilmiah
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat
langkah berikut:
1. Karakteristik
(pengamatan dan pengukuran).
2. Hipotesis
(penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan
pengukuran).
3. Prediksi (deduksi
logis dari hipotesis).
4. Eksperimen
(pengujian atas semua hal di atas.
3.
Ø Syarat-syarat
Metode Ilmiah, diantaranya
1.
Obyektif,
artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta
empiris.
2.
Metodik,
artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang
teratur dan terkontrol.
3.
Sistematik,
artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri
sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan.
Universal, artinya pengetahuan tidak hanya berlaku
atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja tetapi semua orang
melalui eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama.
2.2. TUJUAN
METODE ILMIAH
Tujuan dalam mempelajari metode ilmiah adalah salah
satu bentuk harapan untuk masa depan. Oleh karena itu, dalam penulisan
ilmiah kita tidak diperbolehkan asal menulis atau mengindahkan kaidah-kaidah
dalam penulisan ilmiah. Dalam penulisan ilmiah, kita harus mempunyai
metode agar tulisan dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca dikemudian
hari. Berikut beberapa tujuan dalam mempelajari metode ilmiah :
1. Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan
menyajikan fakta secara sistematis,
2. Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis, dan
3. Meningkatkan pengetahuan tentang mekanismen penulisan karangan ilmiah.
4.
2.3. SIKAP ILMIAH
1. Sikap Ingin Tahu : apabila menghadapi suatu
masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan
pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera
sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan
kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2. Sikap Kritis : Tidak langsung begitu saja
menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti –
bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus
diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti
yang kuat.
3. Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana
adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya
sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan
kepentingan dirinya sebagai subjek.
4. Sikap ingin menemukan :
Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan
eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan
konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan
mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran
ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
6. Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia
mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan
kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin
diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7. Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan
argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima
kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya
5.
2.4.
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN PENULISAN ILMIAH
TAHAP
PERSIAPAN
I.
PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Ø LANGKAH-LANGKAH
PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Pada dasarnya, hal terpenting yang harus
dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini adalah
Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :
1. Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya
Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam
penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata
cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah
tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik.
Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
a. Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat
menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang
terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan
diantaranya;
1. Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang
sederhana;
2. Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata
tanya terhadap rumusan yang kita buat;
3. Jika kita dapat menjawab dengan pasti
pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan tujuan yang kita buat
sudah cukup jelas dan tepat.
6.
b. Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam
menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada
diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
c. Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih
harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran.
Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik;
1. Fokuskan topik agar mudah dikelola;
2. Ajukan pertanyaan
2. Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya ilmiah
adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara
menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum
menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan
kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis
ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.
3. Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah
informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.
7.
II.
PENGUMPULAN
INFORMASI UNTUK PENULISAN KARYA ILMIAH
Ø Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber
Data, Informasi, Dan Bahan Untuk Tulisan
Perpustakaan pada umumnya menyediakan
berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media,
seperti media cetak dan media audiovisual. Hal pertama yang harus kita lakukan
pada saat memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak sumber informasi
yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju adalah bagian
referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang encyclopedia,
indeks, bibliografi, atlas dan kamus.
1. Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
Pencarian buku dengan cara Online Catalog
biasanya menggunakan terminal
komputer. Kita dapat mencari buku dengan
judul dan nama penulis yang jelas atau
minta kepada komputer untuk mencarikan
file-file yang berkaitan dengan topik yang
sedang kita tulis.
Selain menggunakan komputer, kita juga
dapat menggunakan Card Catalog untuk
mencari buku atau artikel yang kita
butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi
perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis
kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data
tentang pengarang/ penulis, judul buku dan
subjek/ topik tertentu.
2. Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Setelah bahan pustaka terkumpul kita harus
memeriksa bahan-bahan tersebut apakah
sesuai atau tidak dengan topik yang kita
tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut
adalah;
a. Atur waktu membaca
b. Bacalah secara selektif
c. Bacalah secara bertanggung jawab
d. Bacalah secara kritis
8.
3. Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
Salah satu cara terbaik dan paling
sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu
mengacu pada kartu indeks yang telah kita
buat.
4. Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
Disamping membuat catatan, kita pun dapat
membuat ringkasan atau paraphrasing dari
sumber bacaan yang kita dapatkan di
dalam menunjang keberhasilan proyek tulisan
kita.
5. Membuat Kutipan
Kita harus mengutip dengan persis dan apa
adanya pernyataan dari sumber bacaan
yang kita gunakan jika pernyataan tersebut
merupakan pandangan mendasar dari
penulis dan jika kita ubah ke dalam bahasa
kita sendiri akan mengaburkan arti
sesungguhnya.
Ø Melakukan Wawancara Untuk Mendapatkan
Informasi Untuk Tulisan
Ada empat hal yang harus diperhatikan pada
saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah,
yaitu;
1. Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
2. Mempersiapkan pedoman wawancara
3. Melaksanakan wawancara
4. Mengolah hasil wawancara
9.
TAHAP PROSES PENULISAN
Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap
persiapan ditambah dengan
pembahasan yang dilakukan selama dan
setelah penulisan selesai.
Ø
Tahap
Pra Penulisan
1. Pemilihan dan pembatasan topic
2. Merumuskan tujuan
3. Mempertimbangkan bentuk karangan
4. Mempertimbangkan pembaca
5. Mengumpulkan data pendukung
6. Merumuskan judul
7. Merumuskan tesis
8. Penyusunan ide dalam bentuk karangan
atau outline
Ø
Pemilihan
Topik
1. Apa yang akan kita tulis?
2. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber.
3. Empat syarat: keterkuasaian, ketersediaan bahan,
kemenarikan, kemanfaatan.
4. Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi.
Ø
Tahap
Penulisan Draf
1. Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
2. Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
3. Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada
ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek mekanik.
10.
Ø
Tahap
Revisi
1. Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada
penambahan, pengurangan, penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan
pembaca.
2. Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau
berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi
dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
Ø
Tahap
Penyuntingan
1. Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik
karangan.
2. Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan
kesalahan mekanik yang lain.
3. Aspek mekanik antara lain: huruf riteri, ejaan,
struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format karangan.
Ø
Tahap
Publikasi
1. Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat
jika dibaca orang lain.
2. Sesuaikan tulisan dengan media publikasi
yang akan kita tuju.
TAHAP EVALUASI
Tahap terakhir yaitu verifikasi atau
evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari
tahap iluminasi itu diperiksa kembali,
diseleksi, dan disusun sesuai dengan focus
tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak
perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu
ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga
ada bagian yang mengandung hal-hal yang
peka, sehingga perlu dipilih kata-kata
atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa
menghilangkan esensinya.
Ada lima riteria yang bisa kita gunakan
untuk mengevaluasi setiap bagian dari menulis
sebagai berikut :
11.
1. Fokus.
Apa yang Anda menulis tentang? Apa klaim
atau tesis Anda membela? Kriteria ini
adalah yang luas, berkaitan dengan
konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong
tulisan. Apakah opic Anda sesuai untuk
tugas? Apakah Anda tetap pada opic itu atau
terlena pada garis singgung tidak
membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau
terlalu banyak? Misalnya, esai tentang
Perang Saudara Amerika pada umumnya
mungkin terlalu luas untuk esai perguruan
tinggi yang paling. Anda mungkin akan lebih
baik menulis tentang pertempuran tertentu,
umum, atau kejadian.
2. Pembangunan.
Pembangunan berkaitan dengan rincian dan
bukti. Apakah Anda menyediakan cukup
bahan pendukung untuk memenuhi harapan
pembaca Anda? Sebuah laporan
penelitian yang tepat, misalnya, biasanya
mencakup banyak referensi dan kutipan
untuk banyak karya lain yang relevan
beasiswa. Sebuah deskripsi lukisan mungkin
akan mencakup rincian tentang, komposisi
penampilan, dan bahkan mungkin informasi
biografis tentang seniman yang melukisnya.
Memutuskan apa rincian untuk
menyertakan tergantung pada penonton
dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel tentang
kanker ditujukan untuk anak-anak akan
terlihat sangat berbeda dari satu ditulis untuk
warga senior.
3. Organisasi
Organisasi, sering disebut “pengaturan,”
menyangkut ketertiban dan tata letak kertas.
Secara tradisional, kertas dibagi menjadi,
tubuh kesimpulan pengenalan, dan. Paragraf
terfokus pada gagasan utama tunggal atau
opic (kesatuan), dan transisi di antara
kalimat dan opicaph yang halus dan logis.
Sebuah rambles kertas kurang terorganisir,
melayang di antara opic yang tidak
berhubungan dengan cara serampangan dan
membingungkan.
12.
4. Gaya
Gaya secara tradisional berkaitan dengan
kejelasan, keanggunan presisi, dan. Sebuah
stylist yang efektif tidak hanya mampu
menulis dengan jelas untuk penonton, tetapi juga
bisa menyenangkan mereka dengan bahasa
menggugah, metafora, irama, atau kiasan.
Penata Efektif bersusah payah tidak hanya
untuk membuat titik, namun untuk
membuatnya dengan baik.
5. Konvensi
Kriteria ini meliputi tata bahasa,
mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang
ditentukan oleh konvensi atau aturan.
Meskipun banyak siswa berjuang dengan
konvensi, pengetahuan tentang di mana
untuk menempatkan koma dalam sebuah
kalimat biasanya tidak sepenting apakah
kalimat yang berharga untuk menulis di
tempat pertama. Namun demikian, kesalahan
yang berlebihan dapat membuat bahkan
seorang penulis brilian tampak ceroboh
atau bodoh, kualitas yang jarang akan terkesan
pembaca seseorang.
13.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian metode ilmiah adalah suatu proses atau cara
keilmuan dalam melakukan
proses ilmiah (science project) untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis.
DAFTAR PUSTAKA :
http://arrafahmarzuqoh.blogspot.com/2014/12/makalah-pokok-bahasan-metode-ilmiah_24.html
14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar